kupesan satu gelas kopi
pada pelayan berbaju putih dengan senyum hambar tak berasa
seperti cermin gaib yang memantulkan jiwaku
"ini kopinya" katanya pelan padaku
"terima kasih" jawabku padanya, seadanya
kugenggam keras gelas kopiku, dan perlahan meminumnya
manis selaras, merambat lembut dalam kopi
menuju jauh dalam bibirku
di kerumunan manusia tak kukenali
dalam lamunan senja sore ini
mereka tak mengerti rasa kopi ku saat ini
manis, teramat manis
lebih manis dari kenyataan hari ini
pahit, teramat pahit
hingga gula dalam kopi ini tak terasa lagi.